Implementasi Flipped Classroom Gunakan Portal Rumah Belajar

Mengapa Flipped Classroom?

Flipped Classroom merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran daring maupun luring. Flipped Classroom sangat terbuka bagi guru untuk memvariasikan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat mendukung proses pembelajaran secara daring. Kesenjangan waktu dan tempat dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mendorong adanya inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang ada. Pada dasarnya konsep pendekatan Flipped Classroom yakni aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas sekarang dapat diselesaikan di rumah, dan aktivitas pembelajaran yang biasanya dikerjakan di rumah sekarang dapat diselesaikan di kelas (Bergmann & Sams, 2012). Menurut Maolidah, Ruhimat dan Dewi (2017) dalam Rini Nurhayati, S.B. Waluya dan T.S. Noor Asih (2019) menyebutkan bahwa Flipped Classroom adalah implementasi model rotasi di mana siswa berputar pada jadwal tetap antara praktik yang dipandu guru (atau proyek) di sekolah dan pengiriman online konten dan instruksi sepulang sekolah. Penerapan pembelajaran dengan strategi flipped classroom efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Terjadi proses interaksi antara siswa, guru dan lingkungan belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku, hasil belajar, dan kemampuan berpikir siswa. 

Siswa membaca materi, menonton video atau kegiatan lainnya yang merujuk pada penyampaian bahan ajar. Siswa secara mandiri menyiapkan bekal materi berdasarkan bahan ajar atau eksplorasi sumber belajar lainnya yang sesuai dengan materi. Flipped Classroom memerlukan perencanaan yang matang oleh guru terutama dalam manajemen waktu.

Empat aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan flipped classroom, yaitu sebagai berikut.



Diadaptasi dari: https://flippedlearning.org/wp-content/uploads/2016/07/FLIP_handout_FNL_Web.pdf

 

Bagaimana langkahnya?

Model rotasi dalam flipped classroom dan tabel perbedaan pembelajaran tradisional versus Flipped classroom dalam Rini Nurhayati, S.B. Waluya dan T.S. Noor Asih (2019) adalah sebagai berikut.

  

Tabel perbedaan pembelajaran tradisional versus Flipped classroom

 

 

 

 

Aktivitas

Waktu

Aktivitas

Waktu

Pendahuluan (warm-up)

5 menit

Pendahuluan (warm-up)

5 menit

Pembahasan PR (go over previous night’s homework)

20 menit

Tanya jawab seputar video (Q&A time on video)

10 menit

Pemberian materi baru (lecture new content)

35 – 40 menit

Berlatih mandiri atau terbimbing atau aktivitas lab (guided and independent practice and/or lab activity)

75 menit

Berlatih mandiri atau terbimbing atau aktivitas lab (guided and independent practice and/or lab activity)

20 – 35 menit

 

 

 

 Skema pemanfaatan Rumah belajar dalam Flipped Classroom



Bagaimana implementasinya?

Konten sumber belajar di rumah belajar dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang disampaikan kepada siswa untuk dipelajari pada tahap outclass. Laboratorium maya pun dapat digunakan dalam tahap awal ini. Pemilihan konten disesuaikan dengan materi dan efektifitasnya. Begitu pula fitur lainnya yang menyediakan sumber belajar bagi siswa. Tahap awal out class pada flipped classroom sangat bergantung kepada kemampuan belajar siswa, pendampingan belajar oleh orang tua atau keluarga dan sarana belajar yang mendukung. Sinergi dan komunikasi efektif dengan orang tua akan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Guru harus memiliki data atau potret kondisi dan profil masing-masing siswa dan orang tuanya. Guru akan lebih mudah melakukan variasi pembelajaran pada tahap berikutnya.

Pada tahap implementasi yang dilakukan secara in class, guru dapat melakukan kegiatan konferensi video sebagai sarana penyampaian materi dan konfirmasi kepahaman siswa pada tahap sebelumnya. Konferensi video dapat digunakan juga sebagai sarana diskusi kelas. Model kuis dengan berbagai aplikasi kuis daring seperti Quizziz dan Kahoot dapat digunakan untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa sekaligus menggairahkan belajar siswa. Fitur bank soal yang terdapat dalam Rumah Belajar juga dapat menjadi alternatif latihan soal siswa.

Tahap evaluasi merupakan tahap untuk mengukur kepahaman siswa dan efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan. Umpan balik guru juga menjadi kunci terhubungnya pembelajaran di tiap langkah pembelajaran. Fitur Rumah Belajar lainnya yang dapat digunakan adalah kelas Maya sebagai salah satu Learning Management System (LMS) yang dapat mengukur proses dan perkembangan belajar siswa.

Contoh implementasi flipped classroom menggunakan Rumah Belajar

1. Pembelajaran luring

2. Pembelajaran daring




#MerdekaBelajarnya

#RumahBelajarPortalnya

#MajulahIndonesia

#PusdatinKemendikbud 

#PembaTIK2020 

#DutaRumahBelajar2020 

#RumahBelajar2020 

#BerbagiTIK

Referensi :

Rini Nurhayati, S.B. Waluya dan T.S. Noor Asih. 2019. Model Pembelajaran Inkuiri Blended Learning Strategi Flipped Classroom dengan Media Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Prosiding Seminar Nasional Pasca Sarjana UNNES 2019. ISSN: 2686-6404 https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/download/291/274/. Diakses 21 Oktober 2020.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama